Pengertian Manajemen

Pengertian Manajemen - Menurut  Mary Parker Follet Manajemen adalah sebuah seni yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan melalui atau dengan orang lain. Hal ini berarti seorang manager (pelaku manajemen) bertugas untuk mengatur, mengelola dan mengarahkan orang lain untuk tujuan organisasi.


Dalam sejarahnya, manajemen ini telah ada sejak ribuan tahun lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya bangunan Piramida di Mesir, piramida tersebut dibangung oleh lebih dari 100.000 orang yang dikerjakan dalam kurun waktu 20 Tahun. Pembangunan piramida ini tentu tidak akan berhasil jika tidak ada seseorang yang mengatur dan mengarahkan pembangunan tersebut. Hal inilah yang menjadi salah satu bukti bahwa manajemen sudah ada sejak ribuan tahun lalu.


Ada 6 macam teori manajamen diantaranya:

Aliran klasik: Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.

Aliran perilaku: Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia.

Aliran manajemen Ilmiah: aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.

Aliran analisis sistem: Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.

Aliran manajemen berdasarkan hasil: Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.

Aliran manajemen mutu: Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.



Pengertian Manajemen


Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok[14]. yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.


Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.[15] Ketiga keterampilan tersebut adalah:

Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang konkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.

Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Tips Memilih Jurusan di Kampus / Kuliah

Bukansarjana.com - Bukan hal asing lagi ditelinga kita mendengar kata 'salah jurusan' dari seorang mahasiswa malang yang tidak menyukai pilihan jurusannya sendiri. Mengikrarkan dirinya sendiri menjadi seorang yang salah jurusan bukan merupakan hal yang sepele loh, itu sama saja dengan dirinya menjalani kuliahnya dengan penuh keterpaksaan sehingga hasilnya tidak akan pernah maksimal.


Kenapa banyak sekali orang salah dalam memilih jurusan baru ketahuan setelah mereka kuliah beberapa tahun / semester? hal ini karena diawal mereka tidak mengetahui secara mendalam tentang jurusan yang mereka tuju itu bagimana dan apa yang dipelajari didalamnya.


Tips Memilih Jurusan di Kampus / Kuliah


Sebagai contoh, yang paling sering mengeluh tentang salah jurusan ini biasanya anak jurusan Matematika, Fisika, Kimia, Teknik baik itu Informatika/IT, elektro, dan mesin. Saya ambil contoh yang dekat dan merupakan lingkungan saya sendiri yaitu Informatika / TI.


Jurusan Teknik Informatika saat ini memang merupakan primadona bagi milenial yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang perkuliahan, tak bisa dipungkiri perkembangan teknologi dan industri di indonesia saat ini memang sedang panas - panasanya mengarah ke bidang Informatika ini.


Namun, kebanyakan dari kita berfikiran diawal bahwa kuliah di jurusan Informatika ini enak, main komputer terus, praktek terus, tidak harus menulis, main game terus, tugasnya gampang tinggal browsing, kerjanya keren di tempat ber-AC duduk di depan monitor, jadi programmer handal seperti Mark Zuck si pemilik facebook, bisa jadi miliuner seperti Bill Gates, bisa kerja di bukalapak, atau bahkan bisa jadi Heker profesional yang diakui banyak orang.


Eitss, tunggu dulu, jika dikepalamu masih ada pandangan tentang hal diatas sebelum kamu memutuskan kuliah di jurusan Teknik Informatika ini, lebih baik fikirkan dulu matang - matang keputusanmu. Kamu ingin menghindari matematika dan pelajran yang harus membaca bukan? jika kamu ingin dan membayangkan TI akan seperti diatas kamu salah, justru sebaliknya loh.


Hati - hati, salah jurusan saat kuliah bisa membuatmu tersiksa sepanjang waktu, belajar tidak semangat, malas, dan akan sulit dalam berkarir kedepannya. Untuk mengetahui potensi yang paling tepat yang sesuai dengan kemampuan, minat dan bakat kamu harus mengambil jurusan apa, ada baiknya kamu harus berkonsultasi dengan orang yang sudah mengalaminya secara langsung, tanyakan apa yang dipelajari di jurusan yang hendak kamu tuju, lebih baik lagi tanya ke gurumu karena mereka pasti tahu dimana passion dan kemampuanmu.

Protection


Top